Sumber gambar: steemit.com |
“If you’re facing a difficult problem, one way to start untangling the solution is to write” — Duncan Anderson, 2019
Sungguh luar biasa menfaat menulis. Bukan hanya memberikan manfaat kecerdasan dan kesehatan, ternyata menulis juga mampu menjadi sarana pemecahan masalah atau problem solving. Sangat sayang jika Anda melewatkan manfaat yang luar biasa ini.
Hubungan antara menulis dengan problem solving telah dipelajari dalam penelitian yang dilakukan oleh Linda Flower, John R. Hayes (2004). Demikian pula Carol Berkenkotter, telah memaparkan secara akdemik bagaimana menulis mampu membantu pemecahan masalah.
Hurley Write Inc dengan sangat yakin telah merekomendasikan kepada banyak pemimpin perusahaan, agar meningkatkan kemampuan menulis dari para pimpinan hingga staf. Mereka meyakini, menulis adalah salah satu metode pemecahan masalah bisnis.
Para manajer dan staf diajak memahami bahwa keterampilan menulis adalah salah satu dari keterampilan bisnis penting yang harus dikuasai. Bahwa menulis persoalan dalam bisnis adalah salah satu metode pemecahan masalah. Yang diperlukan adalah belajar menerapkan keterampilan pemecahan masalah ke dalam bentuk menulis.
Menurut Hurley, pada tingkatan top manajemen, setiap dokumen tertulis memiliki kemanfaatan dalam memecahkan masalah. Sayangnya, menurut Hurley, banyak profesional bisnis menganggap menulis hanyalah beban yang mengalihkan perhatian mereka dari tugas utama.
Padahal pemecahan masalah dengan bentuk tulisan dapat menghasilkan solusi yang spesifik. Ini berlaku untuk hampir semua bentuk tulisan. Menurut Hurley, aktivitas menulis adalah seni pemecahan masalah. Ini bukan tentang inspirasi, mood dan bakat menulis, melainkan kesadaran bahwa menulis adalah pemecahan masalah yang efektif.
Belajar Pemecahan Masalah ala Duncan Anderson
Duncan Anderson, pendiri Edrolo –perusahaan online di Australia, menceritakan pengalaman pribadinya dalam memecahkan masalah tersulit yang dihadapi. Saat dihadapkan pada masalah yang kompleks, Duncan menulis untuk menggali solusi, hingga berhasil menemukan pemecahan yang tepat.
“Jika Anda menghadapi masalah yang sulit, salah satu cara untuk mulai menguraikan solusinya adalah dengan menulis”, ujar Anderson. Melalui menulis, ia dapat mengartikulasikan dan memecahkan masalah yang kompleks dan rumit.
“Writing is thinking, and the more you write out your problems, the more you’ll start to slowly figure them out” – Duncan Anderson
Anderson juga menyatakan bahwa menulis dalam upaya problem solving, bukanlah tentang tata bahasa yang kaku. “Pisahkan diri Anda dari skema bawaan yang Anda dapatkan dari pendidikan bahasa,” kata Anderson. Maksudnya, saat menulis sebagai upaya problem solving, bukan berfokus pada tata bahasa.
Anderson menghadapi berbagai kesulitan tingkat tinggi, hingga berhasil menemukan hubungan antara menulis dan pemecahan masalah. “Menulis adalah berpikir, dan semakin Anda menuliskan masalah, Anda akan semakin mengetahui detailnya.”
“So I started writing words to get the problems out of my head and laid out, and I found I could articulate things better in writing than by talking” – Duncan Anderson
Menurutnya, matematika adalah alat komunikasi dalam pemecahan masalah yang ditampilkan dalam angka, sains juga menggunakan angka untuk mengkomunikasikan bagian-bagian dari persamaan kimia.
“Maka saya mulai menulis untuk mengeluarkan masalah dari kepala saya dan menatanya. Saya dapat mengartikulasikan hal-hal dengan lebih baik secara tertulis daripada dengan berbicara”, ujar Anderson.
“After starting to write, I immediately begin thinking in a more strategic way. Writing has fundamentally leveled up my ability to problem solve” – Duncan Anderson
Ia menemukan bahwa menulis membuat dirinya mampu berpikir dengan lebih strategis. “Setelah menulis, saya mulai berpikir dengan cara yang lebih strategis.”
Menulis adalah proses ekstraksi pemikiran dan gagasan yang memungkinkan Anda memecah masalah menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. “Menulis telah meningkatkan kemampuan saya untuk memecahkan masalah,” ungkap Anderson.
“Secara umum, untuk masalah apapun yang tidak saya miliki solusinya, saya akan mulai menemukan pemecahan dengan menuliskannya,” lanjut Anderson.
“Literally for any problem I don’t have a good answer for – and I know when I don’t – I just start writing it out” – Duncan Anderson.
Anderson merujuk pada hasil sebuah penelitian yang dilaporkan di Nature Neuroscience Journal. Studi itu menyatakan bahwa manusia melibatkan empat bagian otak yang bekerja dalam memecahkan masalah.
Menurut Anderson, dengan menuliskan bagian-bagian dari masalah yang Anda hadapi, akan ada ruang yang tercipta dalam pikiran Anda untuk mempertimbangkan lebih banyak bagian. Karena itu, menulis menjadi cara untuk menyelesaikan masalah dengan lebih dari empat bagian yang terlibat.
“By writing out the parts of the problem you’re struggling with, you can make space in your mind to consider more pieces” – Duncan Anderson
Luar biasa kemanfaatan menulis. Ternyata, bukan hanya persoalan emosi atau masalah pribadi. Bahkan masalah bisnis dan perusahaan, bisa dipecahkan melalui aktivitas menulis. Terbukti, menulis menjadi sarana untuk menemukan pemecahan berbagai masalah, bahkan yang sangat rumit.
Selamat menulis, selamat mendapatkan pemecahan masalah.
Bahan Bacaan
Carol Berkenkotter, Writing and Problem Solving, Michigan Technological University, https://wac.colostate.edu, diakses 27 Januari 2021
Duncan Anderson, Writing is Problem Solving, https://www.cloudstreaks.com, 15 Desember 2019
Hurley Write Inc, Writing as Problem-Solving: Rethinking the Act (and Art) of Business, Technical, and Scientific Writing, https://www.hurleywrite.com, diakses 27 Januari 2021
Linda Flower, John R. Hayes, A Cognitive Process Theory of Writing, DOI: 10.2307/356600, Januari 2004, https://www.researchgate.ne
Oleh : Cahyadi Takariawan
Sumber tulisan: ruangmenulis.id
Post a Comment for "Menulis Membantu Proses Problem Solving"