Autism Spectrum Disorder atau sering juga disebut dengan istilah ASD tidak asing lagi dalam ilmu terkait autism. Autis atau ASD merupakan adalah gangguan neurologis yang gangguan ini dimulai sejak anak kecil dan berlangsung sepanjang usia anak tersebut. Kondisi seperti ini sangat mempengaruhi bagaimana anak bertindak, bersosialisasi dan jugaberinteraksi dengan orang lain, berkomunikasi, dan belajar.
Banyak orang menyebut autis sebagai kelainan spektrum, mengapa? Karena ASD dapat menimbulkan sesuatu dan bahkan beberapa gejala. Penderita autism dapat mengalami masalah dalam kemampuan berbicara atau gangguan penglihatan (tidak dapat fokus menatap lawan bicaranya).
Seorang anak yang mengalami ASD juga mungkin mengatakan kalimat yang sama berulang-ulang dan sering terlihat bermain sendiri atau seperti memiliki dunianya sendiri.
Berdasarkan Manual Diagnostic and Statistical Mental Disorder (DSM-5), anak dengan ASD umumnya memiliki (1) kesulitan dalam komunikasi dan interaksi dengan orang lain, (2) minat terbatas dan perilaku berulang, dan (3) gejala yang melukai kemampuan orang untuk berfungsi dengan baik di sekolah, bekerja, dan bidang kehidupan lainnya
Bagaimana dengan gejala-gejalanya ASD?
ASD dapat menimbulkan gejala yang menjadi tanda bahwa seseorang mengalami penyakit ini. Akan tetapi tidak semua anak yang mengalami ASD menunjukkan gejala yang sama.
Adapaun gejala-gejala ASD umumnya adalah (a) bermasalah perilaku Komunikasi/Interaksi Sosial, (b) jarang melakukan kontak mata. (c) cenderung tidak melihat atau mendengarkan lawan bicara, (d) jarang berbagi kesenangan dengan orang lain, (e) gagal atau lambat dalam merespon seseorang yang memanggil nama mereka atau upaya verbal lain untuk mendapatkan perhatian orang dengan ASD, (f) sering berbicara panjang lebar tentang subjek favorit tanpa memberi orang lain kesempatan untuk merespon, (g) memiliki ekspresi wajah, gerakan, dan gerakan yang tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan, (h) kesulitan untuk memahami sudut pandang orang lain.
Disamping itu Seorang anak yang mengalami ASD juga sering melalkukan perilaku restriktif atau perilaku berulang, seperti (a) mengulangi perilaku tertentu atau memiliki perilaku yang tidak biasa. Misalnya, mengulang kata atau frasa atau disebut juga echolalia, (b) memiliki minat kuat terhadap topik tertentu, seperti angka, detail, atau fakta, (c) mudah kesall dengan adanya perubahan dalam rutinitas, (d) menjadi lebih atau kurang sensitif dibandingkan orang lain terhadap input sensorik, seperti cahaya, kebisingan, pakaian, atau suhu.
Walaupun anak dengan ASD memiliki beberapa kesulitan dalam berinteraksi atau berkomunikasi, namun mereka mungkin juga memiliki banyak kelebihan,seperti (a) mampu mempelajari berbagai hal secara rinci dan mengingat informasi untuk jangka waktu yang panjang, (b) menjadi pembelajar visual dan pendengaran yang kuat, (c) unggul dalam matematika, sains, musik, atau seni.
Apa saja faktor risiko ASD?
Untuk diketahui bersama bahwa sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti penyakit ini. Namun dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa gen dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan anak yang mengarah kepada ASD. Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan seseorang anak mengalami ASD, yaitu (1) memiliki saudara kandung dengan ASD, (b) orang tua yang perbedaan usianya jauh lebih tua, (c) memiliki kondisi genetik tertentu (kondisi seperti sindrom Down, sindrom X rapuh, dan sindrom Rett), (d) berat saat lahir sangat rendah.
Adakah obat untuk ASD?
Hingga saat ini tidak ada obat khusus untuk ASD. Tetapi perawatan yang baik dan intervensi dini dapat meningkatkan perkembangan anak. Layanan intervensi dini biasanya dilakukan memalui terapi untuk membantu anak berbicara, berjalan, dan berinteraksi dengan orang lain.
Demikianlah informasi yang dapat kami bagikan tentang Autism Spectrum Disorder (ASD). Semoga bermanfaat ya. Terima kasih telah menjadi teman setia blog Suryadisabilitas.com
Sumber: lifepack.id
Sumber gambar: temanautis.org |
Banyak orang menyebut autis sebagai kelainan spektrum, mengapa? Karena ASD dapat menimbulkan sesuatu dan bahkan beberapa gejala. Penderita autism dapat mengalami masalah dalam kemampuan berbicara atau gangguan penglihatan (tidak dapat fokus menatap lawan bicaranya).
Seorang anak yang mengalami ASD juga mungkin mengatakan kalimat yang sama berulang-ulang dan sering terlihat bermain sendiri atau seperti memiliki dunianya sendiri.
Berdasarkan Manual Diagnostic and Statistical Mental Disorder (DSM-5), anak dengan ASD umumnya memiliki (1) kesulitan dalam komunikasi dan interaksi dengan orang lain, (2) minat terbatas dan perilaku berulang, dan (3) gejala yang melukai kemampuan orang untuk berfungsi dengan baik di sekolah, bekerja, dan bidang kehidupan lainnya
Bagaimana dengan gejala-gejalanya ASD?
ASD dapat menimbulkan gejala yang menjadi tanda bahwa seseorang mengalami penyakit ini. Akan tetapi tidak semua anak yang mengalami ASD menunjukkan gejala yang sama.
Adapaun gejala-gejala ASD umumnya adalah (a) bermasalah perilaku Komunikasi/Interaksi Sosial, (b) jarang melakukan kontak mata. (c) cenderung tidak melihat atau mendengarkan lawan bicara, (d) jarang berbagi kesenangan dengan orang lain, (e) gagal atau lambat dalam merespon seseorang yang memanggil nama mereka atau upaya verbal lain untuk mendapatkan perhatian orang dengan ASD, (f) sering berbicara panjang lebar tentang subjek favorit tanpa memberi orang lain kesempatan untuk merespon, (g) memiliki ekspresi wajah, gerakan, dan gerakan yang tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan, (h) kesulitan untuk memahami sudut pandang orang lain.
Disamping itu Seorang anak yang mengalami ASD juga sering melalkukan perilaku restriktif atau perilaku berulang, seperti (a) mengulangi perilaku tertentu atau memiliki perilaku yang tidak biasa. Misalnya, mengulang kata atau frasa atau disebut juga echolalia, (b) memiliki minat kuat terhadap topik tertentu, seperti angka, detail, atau fakta, (c) mudah kesall dengan adanya perubahan dalam rutinitas, (d) menjadi lebih atau kurang sensitif dibandingkan orang lain terhadap input sensorik, seperti cahaya, kebisingan, pakaian, atau suhu.
Walaupun anak dengan ASD memiliki beberapa kesulitan dalam berinteraksi atau berkomunikasi, namun mereka mungkin juga memiliki banyak kelebihan,seperti (a) mampu mempelajari berbagai hal secara rinci dan mengingat informasi untuk jangka waktu yang panjang, (b) menjadi pembelajar visual dan pendengaran yang kuat, (c) unggul dalam matematika, sains, musik, atau seni.
Apa saja faktor risiko ASD?
Untuk diketahui bersama bahwa sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti penyakit ini. Namun dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa gen dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan anak yang mengarah kepada ASD. Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan seseorang anak mengalami ASD, yaitu (1) memiliki saudara kandung dengan ASD, (b) orang tua yang perbedaan usianya jauh lebih tua, (c) memiliki kondisi genetik tertentu (kondisi seperti sindrom Down, sindrom X rapuh, dan sindrom Rett), (d) berat saat lahir sangat rendah.
Adakah obat untuk ASD?
Hingga saat ini tidak ada obat khusus untuk ASD. Tetapi perawatan yang baik dan intervensi dini dapat meningkatkan perkembangan anak. Layanan intervensi dini biasanya dilakukan memalui terapi untuk membantu anak berbicara, berjalan, dan berinteraksi dengan orang lain.
Demikianlah informasi yang dapat kami bagikan tentang Autism Spectrum Disorder (ASD). Semoga bermanfaat ya. Terima kasih telah menjadi teman setia blog Suryadisabilitas.com
Sumber: lifepack.id
Post a Comment for "Mengenal Autism Spectrum Disorder (ASD)"